Pendidikan Vokasi Wujudkan Kemajuan Bangsa di MEA
Pada 2030 mendatang Indonesia akan menghadapi bonus demografi, yakni sekira 70 persen warganya merupakan usia produktif. Menghadapi peluang tersebut, peran pendidikan menjadi penting, khususnya yang berbasis keterampilan agar dapat bersaing dan membangun ekonomi.
Â
Direktur Pembelajaran Ditjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Belmawa Kemristekdikti), Dr Paristiyanti Nurwadani mengungkapkan, di Indonesia terdapat sekira 4.400 perguruan tinggi. Namun, masih sedikit yang berbasis keterampilan atau vokasi.
"Saat ini, perguruan tinggi yang berbasis vokasi masih amat sedikit. Padahal saat ini, yang dibutuhkan oleh dunia kerja adalah para tenaga kerja yang terampil sehingga Kemristekdikti terus menggalakkan pengembangan sejumlah politeknik maupun institusi yang berbasis vokasi berdasarkan potensi daerah," ujarnya disitat dari laman Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Selasa (20/9/2016).
Â
Dia memaparkan, jumlah mahasiswa saat ini menjadi 70 juta orang, sedangkan hanya 240 ribu mahasiswa yang berasal dari pendidikan vokasi. Terkait hal tersebut, secara khusus Paristiyanti meminta agar UNY yang menjadi salah satu basis penghasil pendidik bidang vokasi mampu mencetak lulusan dengan kompetensi sesuai tuntutan lapangan.
Â
"Namun bila melihat kiprah UNY yang terus aktif meningkatkan diri serta terus mengembangkan jaringan internasional, bahkan menorehkan prestasi-prestasi yang gemilang di kancah internasional maka saya yakin kampus ini bisa segera menjadi salah satu kampus berbasis vokasi bertaraf dunia," sebutnya.
Â
Pada acara bertajuk International Conference on Vocational Education and Training (ICVET) itu turut hadir Prof Dr Pascal Marquet dari Strasbourg University, Prancis yang berbicara mengenai perkembangan ICT dalam pendidikan vokasi, serta Dr Michael Grosch dari Karlsruhe Institute of Technology, Jerman tentang pengembangan draf kompetensi terstandar untuk pengajar pendidikan vokasi ASEAN.
Â
Sedangkan Rektor UNY, Prof Dr Rochmat Wahab, MPd, MA, menambahkan, kebutuhan vokasi meningkat seiring dengan pertumbuhan industri di era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) saat ini.
Â
"Pertumbuhan ekonomi di suatu negara tergantung pada perkembangan sektor industrinya di mana industri membutuhkan tenaga kerja terampil dan tidak bisa dipungkiri bahwa tenaga-tenaga kerja Indonesia bertumpu dari pendidikan vokasi atau kejuruan. Karenanya pendidikan vokasi sangat penting makna dan posisinya dalam pembangunan ekonomi bangsa ini," pungkas Rochmat.