Peserta Bidik Misi Bisa Lanjutkan ke S2 dan S3
Di tengah-tengah paparannya bertajuk Menyiapkan Generasi Emas 2045 Kebangkitan Kaum Dhuafa pada Hari Pers Nasional 2014, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh melakukan dialog dengan peserta bidik misi dari Universitas Bengkulu. Di antara 10 peserta bidik misi tersebut ada yang hadir bersama dengan orang tuanya.
Â
Di depan pimpinan teras jajaran pers, peserta bidik misi berbagi kisah perjalanan kisah hidup dan prestasi akademiknya. Ada yang ayahnya buruh harian, petani, atau sopir. Demikian pula ibunya, ada yang tukang jahit, ibu rumah tangga, dan pedagang kecil. Beberapa di antaranya ada yang yatim atau piatu sejak di TK, SD, SMP, atau SMA.
Â
"Tapi dengan adanya bidik misi, saya bisa kuliah. Terima kasih bidik misi," ucap Dewi Damayanti. Dewi adalah peserta bidik misi angkatan pertama di UNIB dan telah lulus dalam tempo 3,2 tahun, dari program studi Kimia, FMIPA dengan IPK 3,77.
Â
Kepada Dewi, Mendikbud menyarankan agar ia meneruskan kuliah ke S2. "Silakan, mau dimana. Mau di UNIB ataukah mau ke luar negeri. Kalau nanti sudah lulus S2, lanjutkan ke S3," ujar Mendikbud.
Â
Mendikbud menambahkan, para peserta bidik misi diperlakukan khusus karena latar belakang mereka yang khusus. Valentina Edelweis, yang yatim, mempunyai IPK 4. Dia adalah mahasiswa informatika UNIB semester pertama. Seandainya tidak ada bidik misi, sulit membayangkan bisa kuliah.
Â
Malam itu ia datang bersama ibunya yang berprofesi sebagai tukang jahit. Hingga tahun akademik 2013/2014 sudah tercatat 160.000 peserta bidik misi. Jumlah itu terus akan menjadi 210.000 utk  tahun ajaran 2014/2015. Selain bebas biaya pendaftaran, tidak membayar biaya kuliah, mereka juga mendapatkan tunjangan hidup sebesar Rp. 600.000,- setiap bulan hingga lulus. (kemdikbud.go.id)Â